Labels

Monday, November 5, 2018

Penghakiman Tuhan Via Prophet Sadhu Sundar Selvaraj - Vol. 01

Ada banyak cerita tentang penghakiman yang terjadi terhadap Rumah Tuhan melalui Prophet Sadhu Sundar Selvaraj. Di antara sekian cerita yang telah saya ketahui, ada dua kisah yang paling mengesankan. Tulisan ini membahas salah satunya, dan kisah lainnya akan dimuat di kesempatan berikutnya.

Kejadiannya berawal pada tahun 1986 saat Prophet Sadhu sedang melayani di daerah Darjeeling. Beliau menginap di sebuah rumah dari seorang Bishop yang sangat dihormati oleh kalangan gereja setempat.

Suatu kali saat sedang makan malam bersama, tiba-tiba seorang malaikat tampil di hadapan Prophet Sadhu sambil menunjukkan CV dari Bishop tersebut.

Dalam CV tersebut tertulis data lengkap sang Bishop, yakni nama, tanggal lahir, tanggal lahir baru, tanggal dibaptis, tanggal memulai pelayanan, berikut dengan jasa-jasa yang telah dilakukan bagi Kerajaan Tuhan dan dosa-dosa yang masih dilakukan oleh sang Bishop.

Uniknya, jasa-jasa tersebut ditulis dalam tinta warna hijau dan dosa-dosanya ditulis dalam tinta warna merah.

Lalu malaikat tersebut berkata, "Sampaikan kepadanya yang bertinta merah ini untuk dia bertobat atau Tuhan akan menghukumnya."

Sungguh itu bukanlah sebuah perintah yang mudah bagi Prophet Sadhu, bahkan beliau mencoba tawar menawar, "Aku ini tinggal di rumahnya, bagaimana jika karena ini aku sampai diusir?"

Namun beliau tahu bahwa itu perintah yang pantang diabaikan. Dan benar saja ketika Prophet Sadhu menyampaikan hal itu, air muka sang Bishop pun berubah dan suasana saat itu sangat menegangkan dan tidak mengenakkan.

Adapun ketiga dosa sang Bishop adalah pendendam, gila hormat dan mencuri uang (sang Bishop menerima banyak bantuan dana dari berbagai organisasi Kristen dari banyak negara yang tujuannya untuk disalurkan kepada para pendeta di daerahnya, namun jatah para pendeta dipotong 50% masuk ke kantong sendiri).

Bahkan suatu kali Prophet Sadhu melihat lemari baju anak-anak sang Bishop yang penuh dengan banyak pakaian, lalu sambil keheranan beliau bertanya kepada istri sang Bishop,

"Banyak sekali baju-baju itu, dari mana Anda mendapatkannya?"

"Baju-baju ini diperoleh dari berbagai organisasi Kristen untuk disalurkan anak-anak yatim piatu."

"Lalu kenapa baju-baju itu masih ada di lemari Anda?"

"Saya memutuskan untuk tidak menyalurkannya, karena pasti akan dijual oleh anak-anak yatim piatu itu. Jadi saya berikan kepada anak-anak saya."

Namun setelah tegoran malam itu, sang Bishop dan istrinya bertobat dan meminta pengampunan kepada Tuhan. Prophet Sadhu mendoakan mereka, namun ceritanya tidak sampai di situ.

Pertobatan sang Bishop hanya bertahan sekitar 3 bulan saja, selanjutnya ia tetap mencuri uang seperti sediakala. Sampai tahun 2006 sang Bishop meninggal dunia.

Ceritanya menjadi semakin menarik ketika 5 tahun kemudian, pada tahun 2011 ada seorang misionari muda dari Amerika Serikat disuruh Tuhan pergi pelayanan ke India. Misionari muda ini hanya bermodal taat kepada Tuhan dan sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang India.

Sesampainya di India, Tuhan baru memberikan instruksi selanjutnya,

"Pergi ke daerah Darjeeling, di sana Aku akan bukakan pintu untukmu."

Dan benar saja, sesampainya di Darjeeling, misionari muda ini bertemu dengan satu pendeta, dan pada hari itu juga dijadwalkan untuk melakukan seminar dan KKR bagi para pendeta dan jemaat setempat.

Di akhir acara seminar dan KKR, misionari muda ini menyebut nama sang Bishop,

"Benarkah di sini pernah ada Bishop anu, yang beralamat di sana dan memiliki nomor telpon sekian?"

Semua yang hadir sangat terkejut dan bertanya,

"Bukankah kamu mengaku bahwa kamu sama sekali tidak mengetahui tentang India, bagaimana kamu tahu nama Bishop tersebut lengkap dengan alamat dan nomor telponnya?"

Lalu misionari muda itu menjawab,

"Dua tahun lalu, Tuhan mengirimkan saya ke Neraka untuk menemui sang Bishop ini, dan dia menyampaikan pesan kepada Anda sekalian untuk tidak melakukan kejahatan yang dia lakukan."

Semua yang hadir dan mendengarkan jawaban misionari muda tersebut menjadi sangat shock dan teringat peringatan Tuhan yang pernah disampaikan Prophet Sadhu, sebab memang peringatan itu diketahui oleh khalayak setempat.

Sekilas kita bisa mengira bahwa Tuhan seperti melupakan kejahatan sang Bishop karena selama 20 tahun setelah peringatan itu tidak ada kejadian yang signifikan. Namun Tuhan tidak pernah lalai dengan Firman-Nya.

Ayin Tet 5779 dan 2019 merupakan Tahun Penghakiman dan Keselamatan, dan pasti Rumah Tuhan memperoleh jatah sulung atas keduanya itu.

Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.