Praktek grave sucking atau grave soaking dalam zaman Gereja modern ini pertama kali diperkenalkan oleh Ps. Bill Johnson (Bethel Church). Yakni dengan mendatangi makam-makam atau kuburan-kuburan para hamba Tuhan yang dulu pernah dipakai secara dahsyat pada zamannya.
Di makam-makam itu, orang-orang tersebut berdoa mengharapkan adanya impartasi urapan yang sama dari mereka yang telah wafat sehingga orang-orang tersebut bisa dipakai Tuhan dengan sama dahsyatnya.
Ayat Firman yang selalu dipakai untuk praktek yang menyimpang ini adalah,
"Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri." - 2 Raja-Raja 13:21
Jadi peristiwa satu-satunya sebuah mayat yang secara tidak disengaja tercampak dalam kubur Elisa lalu hidup kembali karena bersentuhan dengan tulang-tulang Elisa dijadikan dasar dari praktek sesat tersebut.
Padahal insiden itu terjadi karena:
1. Tuhan hendak menggenapi janji-Nya kepada Elisa yang memang mendapat jatah dua kali lipat daripada Elia. Hanya itu alasan dari kejadian tersebut.
2. Orang yang memperoleh kehidupan kembali dari impartasi tulang-tulang Elisa sudah mengalami kematian total, dan siap untuk dikuburkan. Jadi alangkah konyolnya jika kita yang hidup mendatangi kuburan-kuburan tersebut demi memperoleh impartasi urapan yang sudah basi, kecuali kita mau jadi mayat lebih dulu.
Lebih lanjut lagi, praktek grave sucking atau grave soaking ini berkembang sesuai imajinasi dan fantasi yang diinterpretasikan masing-masing orang percaya yakni dengan mendatangi tempat-tempat yang pernah mengalami kebangkitan rohani atau biasa disebut dengan istilah revival sambil berdoa dan menyembah dengan alasan untuk mengambil api kebangunan rohani yang pernah terjadi di tempat-tempat tersebut.
Sebut saja di Wales, di Azusa Street, di sebuah gereja di Toronto, di Soe (Nusa Tenggara Timur) dan berbagai tempat lainnya yang memang sudah menjadi legenda peristiwa kebangkitan rohani di zamannya masing-masing.
Praktek-praktek aneh tersebut dilakukan tentu dengan harapan untuk bisa mengulang peristiwa yang sama dengan skala yang jika memungkinkan bisa lebih dahsyat dari yang pernah terjadi.
Ada lagi seorang anak Tuhan yang dua tahun lalu mengaku disuruh Tuhan untuk mengadakan tur ke Israel, dengan destinasi khusus ke Gihon, yakni ke tempat Salomo diurapi dan ditahbiskan sebagai raja.
Dengan destinasi khusus tersebut, tentu mudah ditebak bahwa tujuannya adalah bukan untuk memiliki istri dan gundik sebanyak Salomo, melainkan untuk memperoleh urapan Salomo yakni dalam hikmat, kekayaan dan kemuliaannya.
Inipun merupakan praktek yang menyimpang dari kebenaran karena jelas Tuhan Yesus pernah berkata, "... dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"
Jelas sebagai pengikut Kristus, sesungguhnya kita telah memiliki kekayaan dan kemuliaan Kristus yang jauh melampaui kekayaan dan kemuliaan siapapun, termasuk Salomo.
Dan sampai sejauh yang saya tahu, anak Tuhan tersebut maupun para peserta yang ikut dalam tur tidak ada satu pun yang secerdas Salomo, apalagi yang sekaya dan semulia Salomo, dan takkan pernah hal itu terjadi.
Coba renungkan dan cermati perkataan Sang Peratap ini,
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
Tuhan tidak punya yang bekas, Tuhan tidak pernah memberikan yang lampau. Bahkan roti manna yang diberikan kemarin pasti berbau busuk dan berulat, hanya roti yang diberikan di hari ke-6 yang tahan untuk dua hari, dan tidak lebih.
Untuk perkara roti manna yang hanya untuk menahan lapar di perut, Tuhan berlaku ketat untuk memberikan yang baru setiap harinya, apalagi untuk perkara-perkara yang jauh lebih tinggi, seperti revival, lawatan dan keselamatan jiwa-jiwa. Tentu Tuhan memiliki dan telah menyediakan yang jauh lebih dahsyat untuk disingkapkan dan dinyatakan pada waktunya.
Juga renungkan perkataan Tuhan Yesus ini, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Dalam bahasa Inggris, "It is written, `Man shall not live by bread alone, but by every word that PROCEEDS from the mouth of God.'"
Disebut dengan bentuk sekarang "proceeds", BUKAN bentuk lampau "proceeded". Jadi jelas sekali bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kasih karunia yang sudah basi, apalagi berbau busuk kepada Gereja-Nya.
Bahkan lebih hebat lagi Paulus mengatakan,
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." - 1 Korintus 2:9
Ada 3 level ke-baru-an yang disinggung Paulus, yakni:
1. Telinga kita sudah pernah mendengarnya, tapi kita belum pernah melihatnya.
2. Lebih hebat lagi, kita pernah terpikir tapi hal baru itu belum pernah terjadi, atau minimal belum pernah kita mendengarnya.
3. Dan yang terhebat adalah yang terpikirpun tidak, tapi Tuhan sudah menyediakan.
Semua dari ketiganya itu Tuhan sudah sediakan bagi yang benar-benar tulus mengasihi-Nya. Dengan spirit ini, tentu tidak ada alasan untuk Tuhan memberikan apa yang telah lampau bagi suatu kemuliaan yang harus terwujud di hari ini, maupun di masa mendatang.
Jadi bagian kita adalah sungguh-sungguh mengasihi-Nya, melakukan kehendak-Nya, tanpa perlu menginginkan yang lampau karena Tuhan tidak ada di situ lagi.
Praktek-praktek grave sucking atau grave soaking ini sesungguhnya merupakan penghinaan dan pencemoohan terhadap selera dan jati diri Roh Tuhan sendiri.
Sekalipun praktek-praktek ini disertai dengan niat baik bahkan tulus untuk sesuatu yang baik terjadi kepada target yang dimaksudkan, namun praktek-praktek ini sesungguhnya adalah hasil penyesatan dari roh Kundalini atau roh Phyton, si Ular Tua itu sendiri, yang menjerat dengan pesona penuh muslihat.
Waspadalah dan berjaga-jagalah senantiasa.
Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.